Kalau kita belajar elektro atau sekadar penasaran kenapa lampu bisa nyala terang atau redup, biasanya bakal ketemu istilah hambatan atau resistor. Hambatan ini fungsinya mengatur besar kecilnya arus listrik dalam rangkaian. Nah, dalam kehidupan sehari-hari, hambatan bisa disusun dengan dua cara utama: seri dan paralel.
Supaya gampang dipahami, yuk kita bahas pelan-pelan.
1. Hambatan Seri
Kalau hambatan disusun berderet seperti antrean, itulah rangkaian seri.
R total = R1 + R2 + R3 + …
Contoh:
R1 = 2Ω, R2 = 3Ω, R3 = 5Ω
R total = 2 + 3 + 5 = 10Ω
- Arus yang lewat setiap hambatan sama.
- Tegangan terbagi sesuai besar hambatan.
- Kalau salah satu putus, semua ikut mati.
Contoh sehari-hari: lampu hias jadul, kalau satu lampu mati biasanya yang lain ikut padam.
2. Hambatan Paralel
Kalau hambatan disusun bercabang, itu namanya paralel.
1/R total = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + …
Contoh:
R1 = 6Ω, R2 = 3Ω
1/R total = 1/6 + 1/3
1/R total = (1 + 2)/6 = 3/6
R total = 2Ω
- Tegangan di setiap cabang sama.
- Arus terbagi sesuai besar hambatan.
- Kalau satu hambatan putus, cabang lain tetap berfungsi.
Contoh sehari-hari: instalasi listrik rumah, kalau lampu kamar mati, lampu ruang tamu tetap nyala.
3. Campuran Seri dan Paralel
Kadang rangkaian nggak murni seri atau paralel, tapi campuran. Caranya hitung dari bagian yang paling kecil dulu, lalu disederhanakan.
Contoh:
R1 = 2Ω seri dengan R2 = 3Ω
Hasilnya diparalel dengan R3 = 6Ω
Langkah hitung:
1. Seri: R1 + R2 = 2 + 3 = 5Ω
2. Paralel: 1/Rt = 1/5 + 1/6
1/Rt = (6 + 5)/30 = 11/30
Rt = 30/11 ≈ 2,7Ω
4. Kenapa Penting?
- Supaya bisa desain rangkaian listrik yang aman.
- Supaya alat elektronik bisa jalan sesuai kebutuhan.
- Buat pelajar, ini materi dasar yang sering keluar di ujian.
5. Kesimpulan
- Seri → tinggal dijumlahkan.
- Paralel → pakai rumus 1/Rt.
- Campuran → hitung bertahap dari bagian kecil.
Dengan latihan beberapa soal, cara menghitung hambatan total bakal terasa mudah banget. Jadi, kalau ketemu soal rangkaian listrik, tinggal ingat saja konsep ini.