Lkd0w4E1RXeko9lO8B7b5aHwUYMeguVeq3zLAoHH

Malam Pertama di Rembang: Menikmati Nasi Gandul Hangat di Alun-Alun

Tempe oncom goreng kering tersusun di piring, renyah di luar lembut di dalam, pendamping nasi gandul khas Rembang.

Perjalanan dinas sering kali memberi kejutan kecil yang tak terduga. Bukan hanya tentang rapat dan target, tetapi juga suasana kota serta kuliner yang menyambut. Begitu pula ketika saya tiba di kota Rembang. Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, saya langsung menuju alun-alun kota untuk menunaikan sholat Magrib di Masjid Rembang yang berdiri anggun di sisi jalan.

Usai beribadah, rasa lapar mulai terasa. Malam itu, suasana sekitar alun-alun begitu hidup. Ada pasar kaget kecil yang meramaikan dengan aneka jajanan, pakaian, hingga mainan anak-anak. Warna-warni lampu dan hiruk-pikuk pedagang menjadi pemandangan hangat yang membuat malam pertama saya di Rembang semakin berkesan.

Nasi Gandul Khas Rembang

Tujuan utama saya malam itu jelas: mencari kuliner khas Rembang yang terkenal, yakni nasi gandul. Warung lesehan berjejer di sekitar alun-alun, dengan meja panjang dan tikar yang digelar untuk pengunjung. Saya pun memilih duduk lesehan, menikmati udara malam sambil menanti pesanan datang.

Tak lama, sepiring nasi gandul tersaji di hadapan saya. Nasi putih disajikan di atas daun pisang, lalu disiram kuah gurih berwarna cokelat. Aroma rempah langsung menyeruak, membuat perut semakin tak sabar. Saya memilih lauk kikil yang empuk, serta paruh ayam yang unik sebagai tambahan. Dan tentu saja, tak lupa tempe oncom khasnya—digoreng kering hingga renyah di luar, namun tetap padat dan nikmat di dalam.

Suasana Lesehan yang Hangat

Makan di lesehan alun-alun Rembang memberi pengalaman berbeda. Orang-orang duduk bersama, berbagi meja panjang penuh hidangan: ada telur rebus berbumbu kecokelatan, potongan daging, kikil, hingga kerupuk udang bakar. Semua ditata sederhana, tapi justru itulah yang membuatnya terasa akrab.

Di kejauhan, pasar kaget masih ramai. Anak-anak kecil berlarian, orang tua memilih jajanan, dan pedagang memanggil pembeli dengan suara khas. Suasana malam itu benar-benar hidup, membuat nasi gandul yang saya santap terasa semakin nikmat.

Nikmatnya Sebelum Tugas Besar

Bagi saya, nasi gandul malam itu bukan sekadar pengisi perut. Ia menjadi penyambut hangat sebelum saya memulai pekerjaan penting esok hari: kalibrasi di salah satu pabrik semen ternama di Rembang. Lezatnya kuah gurih, empuknya kikil, serta renyahnya oncom menjadi energi tersendiri. Seakan memberi semangat baru bahwa perjalanan dinas ini bukan hanya tentang tanggung jawab pekerjaan, tetapi juga kesempatan menikmati kekayaan kuliner dan budaya lokal.

Penutup

Malam pertama di Rembang memberi saya pengalaman berkesan: sholat Magrib di Masjid Rembang, berjalan di alun-alun yang semarak dengan pasar kaget, dan menikmati sepiring nasi gandul hangat di lesehan sederhana. Jika Anda berkunjung ke Rembang, jangan lewatkan kesempatan merasakan suasana malam di alun-alun sambil menyantap nasi gandul. Sederhana, gurih, penuh rempah, dan menyimpan cerita yang tak terlupakan.

Lebih lamaTerbaru