🔌 Pengantar
Pernah merasa lampu di ujung rumah tampak lebih redup? Itu bukan semata karena bohlamnya, tapi bisa jadi karena tegangan jatuh atau voltage drop.
Fenomena ini umum terjadi di instalasi rumah tangga — terutama kalau kabel terlalu panjang atau ukurannya terlalu kecil. Tegangan yang “hilang” di perjalanan bisa membuat alat listrik bekerja tidak optimal, bahkan cepat rusak.
Makanya, menghitung tegangan jatuh penting untuk menentukan ukuran kabel yang benar, supaya listrik tetap efisien dan aman.
⚙️ Apa Itu Tegangan Jatuh (Voltage Drop)?
Tegangan jatuh (ΔV) adalah selisih antara tegangan di sumber (MCB/panel) dan tegangan yang sampai ke beban (lampu, motor, atau stop kontak).
Secara sederhana: semakin panjang kabel dan semakin kecil luas penampangnya → semakin besar hambatannya → semakin besar pula tegangan yang hilang.
Dampaknya bisa berupa:
- Lampu jadi redup
- Motor listrik berputar lebih lemah
- Daya tidak efisien
- Suhu kabel meningkat (bisa berisiko panas berlebih)
📐 Rumus Dasar Tegangan Jatuh
Untuk sistem DC (arus searah):
ΔV = I × R × L
Untuk sistem AC 1 fasa (arus bolak-balik): karena arus melewati kabel pergi dan pulang, maka:
ΔV = 2 × I × R × L
Keterangan:
- ΔV = Tegangan jatuh (Volt)
- I = Arus listrik (Ampere)
- R = Tahanan jenis kabel per meter (Ohm/m)
- L = Panjang kabel (meter)
🧮 Contoh Perhitungan
Diketahui:
- Panjang kabel = 30 meter
- Arus = 5 Ampere
- Jenis kabel = tembaga (ρ = 0,018 Ω·mm²/m)
- Luas penampang = 2,5 mm²
Langkah 1 — Hitung resistansi kabel per meter:
R = ρ / A = 0,018 / 2,5 = 0,0072 Ω/m
Langkah 2 — Hitung tegangan jatuh total (AC 1 fasa):
ΔV = 2 × I × R × L
ΔV = 2 × 5 × 0,0072 × 30 = 2,16 Volt
Dari sumber 220 V, beban menerima sekitar 217,8 V — artinya tegangan turun 1%, masih dalam batas aman.
💡 Tips Mengurangi Tegangan Jatuh
- Gunakan kabel dengan luas penampang lebih besar.
- Minimalkan jarak antara panel dan titik beban.
- Pastikan sambungan kabel kencang dan tidak berkarat.
- Gunakan terminal atau konektor berkualitas agar tahanan sambungan kecil.
📊 Batas Maksimum Tegangan Jatuh (Menurut Standar)
| Jenis Instalasi | Batas Maksimum ΔV | Acuan Standar |
|---|---|---|
| Penerangan (Lighting) | ≤ 3% | PUIL 2011 / IEC 60364 / BS 7671 |
| Stop Kontak / Umum | ≤ 5% | PUIL 2011 / IEC 60364 |
| Motor Listrik / Beban Berat | ≤ 5% | IEC 60364 / NEC (rekomendasi) |
🧾 Rujukan Standar
- PUIL 2011 (SNI IEC 60364-5-52:2011) – Persyaratan Umum Instalasi Listrik
“Tegangan jatuh pada instalasi tidak boleh melebihi 5% dari tegangan nominal sistem, kecuali untuk sirkuit penerangan tidak boleh melebihi 3%.” - IEC 60364-5-52 (ed.5) – Low Voltage Electrical Installations – Wiring Systems
“Voltage drop should not exceed 3% for lighting circuits and 5% for other uses.” - BS 7671:2018+A2:2022 – IET Wiring Regulations (UK)
Batas tegangan jatuh: 3% untuk lighting, 5% untuk power circuits. - NEC (NFPA 70, USA) – Article 210.19(A) Informational Note 4
Disarankan tegangan jatuh tidak melebihi 3% untuk branch circuit dan 5% total (feeder + branch).
🔧 Kesimpulan
Perhitungan tegangan jatuh (voltage drop) adalah kunci dalam merancang instalasi listrik yang aman dan efisien. Dengan rumus sederhana ΔV = I × R × L, kita bisa memastikan bahwa setiap titik beban mendapatkan tegangan yang cukup.
Kombinasikan perhitungan ini dengan Kuat Hantar Arus (KHA) agar pemilihan kabel lebih akurat dan tidak menyebabkan panas berlebih. Semakin kecil tegangan jatuh, semakin efisien sistem listrik rumahmu ⚡.
Tag: #VoltageDrop #PUIL2011 #KHA #InstalasiListrik #KakangNurdin
.png)
.png)